Tulisan 5
Tema : Penderitaan
Menderita ?
Suatu hari tepatnya delapan bulan yang lalu aku datang ke kota jakarta ini untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,disini aku tinggal bersama orang tua angkat dari ayah dan ibuku,sehingga aku memanggilnya dengan sebutan nenek dan kakek,dia dikenal orang banyak dengan panggilan Bapak dan Ibu Broto,mereka dikenal sebagai panutan orang banyak mereka memunyai dua anak laki-laki dan perempuan bernama Aden dan Ayu.Aden sudah bekerja di sebuah perusahaan asing di kota jakarta,sedangkan ayu bekerja di sebuah lembaga keuangan asuransi.
Kemudian aku melanjutkan pendidikanku di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Setelah cukup lama aku tinggal bersama mereka,aku mulai mengetahui lebiih dalan tentang mereka, aku merasakan jenuh disini dapat dikatakan tidak betah,apalagi saat itu perdana aku merasakan jauh dari kedua orang tua dari apa yang sedang aku rasakan aku ingin mencari cara agar aku bisa bertahan disini,tapi bagaimana?
Apakah ku sanggup hidup di tengah-tengah keluarga yang baru dengan keadaan yang memang tidak sejalan denganku,
Fikiran terus memikirkannya sehingga suatu ketika terlintas di benak ini mungkinkah saya bisa bertahan ?
Hati kecilku tidak bisa menjawabnya...
Hanya bisa mengeluh,menangis meratapi keadaan yang lambat laun semakin menyiksa aku,aku ingin keluar dari rumah ini karena aku tak ingin batin ku tersiksa dan menderita karena ulah mereka yang memang membawa pengaruh besar bagiku,mereka tak ingin mendengar adanya kesalahan,padahal kesalahan adalah hal yang wajar,setiap detik pembantu di rumah terus dimarahi,
Sedih melihatnya tapi aku tak berani tuk menentangnya karena yang aku tau mereka adalah orang besar yang tidak hanya dianggap sebaagai orang tua oleh kedua orang tuaku saja tetapi oleh orang banyak,
Semakin lama aku merasakan nenek dan kakek tidak menganggapku cucu nya,tetapi sebaliknya yang aku rasakan mereka memperlakukan aku sebagai pembantunya,kedua anaknya tak ada yang bisa menghargai orang lain karena mereka anak-anak yang selalu di baggakan oleh nenek dan kakek,
Kedua anak ini pun lama-lama seperti menganggapku pembantu yang kapan saja bisa dia suruh-suruh,mereka tidak mengenal waktu untuk memperbudakan siapapun,batinku menangis namun aku bingung dan tak dapat berbuat apapun,pada saat inilah aku merasakan betapa sulitnya berhubungan dengan orang besar karena tak hanya aku bahkan orang tuaku pun tidak berani menentangnya,
Aku terus berdoa karena aku tak sanggup kalau terus dijadikan budak oleh mereka,sampai-sampai aku lupa akan tugas pokokku sebagai mahasiswa untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosenku.
Batinku benar-benar menangis dengan nasibku ini,tidak bisa salah sedikitpun dibentaknya,sakit ....
Beberapa bulan aku merasakan penderitaan ini aku tidak berani tuk bercerita kepada kedua orang tuaku,setiap kali mereka bertanya selalu ku jawab baik-baik saja adanya,karena menurutku percuma aku cerita semuanya karena pada dasarnya orang tuaku tidak akan bisa membantuku untuk keluar dari rumah itu jadi ceritaku hanya akan jadi sia-sia saja,tetapi batin ibuku tidak bisa dibohongi,dia merasakan apa yang aku rasakan setiap kali ku menangis sehingga ibuku terus memaksaku untuk tidak mmenutupi keadaanku disini,
Sambil menangis ku ceritakan semuanya melalui telepon,”mama,jika aku tidak diperlakukan keluarga,tidak dianggap cucu oleh nenek,bahkan aku dianggap pembantu oleh mereka,aku hanya dijadikan budak yang bisa ia usruh-suruh kapanpun ia butuhkan karena mereka menganggap saya hanya numpang di rumah itu,,
Mama hanya menangis dan bertanya mengapa aku tidak jujur kepadanya bahkan aku menutupi semua baik-baik saja karena aku yakin kedua orang tuaku tak akan bisa membantuku dan aku yakin semua hanya akan menambah beban fikiran mereka saja,
Setelah ku bekata jujur akhirnya orang tuaku datang hanya untuk menjemputku untuk pindah dari tempat tinggal mereka,nenek marah besar dan memaki-maki kedua orang tuaku,
Dan tidak mengijinkanku indah dari rumah itu,,ya allah bagaimana ini aku tak ingin menderita lebih dalam dari ini,cukup ya allah,
Orang tua ku bingung dan terus menentang tuk memaksa pada akhirnya aku bisa pindah dari rumah iu walaupun nenek dengan terpaksa tapi aku tak mempedulikanya karena aku tidak ingn masa depanku gelap hanya karena perlakuan mereka,jadi Jangan pernah takut mengambil keputusan,apalagi sesuatu yang menyangkut dengan masa depan kita,jika kita merasa benar bahkan sekalipun itu berurusan dengan orang besar,karena di saat anda mengambil keputusan disitulah nasib anda akan terbentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar