Masalah yang dihadapi perkoperasiaan
di indonesia ?
- Permasalahan Internal
- Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia
sehingga kapasitasnya terbatas;
- Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat,
sehingga “rangkap jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa focus
perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang
menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan;
- Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan
kesulitan dalam memulihkannya;
- Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan
usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang
pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relative tinggi sehingga
mengurangi kekuatan bersaing koperasi;
- Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar
tertentu sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak
lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi
kebutuhan;
- Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk
berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
- Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume
usaha terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan,
keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran;
juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya
menjalankan usaha besar yang kompleks.
- Permasalahan Eksternal
- Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain
yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh
koperasi;
- Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu
koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya
usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi
melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
- Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena
kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban
kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat
tentang pengelolaan koperasi;
- Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga
pendapatan penjualan sekarangtidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan
usaha, justru menciutkan usaha.
Persoalan-persoalan yang dihadapi
koperasi kiranya menjadi relative lebih akut, kronis, lebih berat oleh karena
beberapa sebab :
- Kenyataan bahwa pengurus atau anggota koperasi sudah
terbiasa dengan system penjatahan sehingga mereka dahulu hanya tinggal
berproduksi, bahan mentah tersedia, pemasaran sudah ada salurannya, juga
karena sifat pasar “sellers market” berhubungan dengan pemerintah dalam
melaksanakan politik. Sekarang system ekonomi terbuka dengan cirri khas :
“persaingan”. Kiranya diperlukan penyesuaian diri dan ini memakan waktu
cukup lama.
- Para anggota dan pengurus mungkin kurang
pengetahuan/skills dalam manajemen. Harus ada minat untuk memperkembangkan
diri menghayati persoalan-persoalan yang dihadapi.
- Oleh karena pemikiran yang sempit timbul usaha
“manipulasi” tertentu, misalnya dalam hal alokasi order/ tugas-tugas
karena kecilnya “kesempatan yang ada” maka orang cenderung untuk
memanfaatkan sesuatu untuk dirinya terlebih dahulu.
- Pentingnya rasa kesetiaan (loyalitas) anggota; tetapi
karena anggota berusaha secara individual (tak percaya lagi kepada
koperasi) tidak ada waktu untuk berkomunikasi, tidak ada pemberian dan
penerimaan informasi, tidak ada tujuan yang harmonis antara anggota dan
koperasi dan seterusnya, sehingga persoalan yang dihadapi koperasi dapat
menghambat perkembangan koperasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar